Salah satu kasus kecelakaan diperairan yaitu tenggelamnya KM Serunting 1 akibat cuaca ekstrem di perairan Samudera Hindia di daerah Bengkulu bagian selatan pada tanggal 9 Maret 2012. Menurut website Kompas :
KM Kargo Serunting Satu dikabarkan tenggelam saat dalam pelayaran dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju Padang, Sumatera Barat. Dalam kejadian itu, 19 orang ABK Kapal KM Cargo Serunting Satu dinyatakan hilang diduga turut tenggelam bersama sang kapal naas dan satu orang berhasil selamat.
Dengan memanfaatkan Software SATAID analisa citra satelit MTSAT dan NWP yang dapat mendukung analisa meteorologi pada tanggal itu antara lain :
Vortisitas relatif 500mb
Sholwalter Stability Index (SSI)
Angin Permukaan
Satelit Meteorologi adalah satelit yang bertujuan untuk mengamati kondisi atmosfer dan digunakan untuk penelitian atau informasi mengenai cuaca. Secara umum, satelit meteorologi dibagi berdasarkan pola orbital satelit :
– Geostasioner : MTSAT, FENGYUN2, GOES, METEOSAT, COMS, INSAT, KALPANA
– Polar : AQUA, TERRA, NOAA, METOP, FENGYUN1, METEOR
– Tropic : TRMM, JASON
Posisi satelit meteorologi yang ditetapkan untuk mengamati atmosfer bumi dapat dilihat pada gambar berikut :
Salah satu satelit meteorologi yang dimanfaatkan oleh BMKG adalah satelit MTSAT (Multi-functional Transport SATellite). Misi satelit geostationer MTSAT, yang utama adalah:
Sebagai tambahan, ada beberapa produk turunan khususnya untuk parameter permukaan dan estimasi curah hujan. Ketentuan ini telah ditetapkan dalam program WMO yaitu The Space-based Global Observing System in 2010 (GOS-2010) (WMO Space Programme SP-7; WMO/TD No. 1513)
Jenis satelit MTSAT yang saat ini beroperasional adalah MTSAT-2 pada posisi 145 BT. Satelit ini adalah generasi penerus satelit GMS yang telah diluncurkan oleh Japan meteorological Agency (JMA) pada 1977.
Satelit dan Periode Observasi
Katrakteristik satelit MTSAT
a.Channel :
b.Resolusi Spasial :
c.Resolusi Temporal :
Produk Turunan Satelit MTSAT
Macam – macam produk yang dapat dihasilkan dari satelit MTSAT antara lain :
Untuk mengakses citra satelit MTSAT yang diolah oleh BMKG dapat dilihat di : Website Sub Bidang Pengelolaan Citra Satelit
Wikipedia : Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fase gas
Kelembaban relatf dari suatu campuran udara-air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Kelembaban relatif menggunakan satuan persen. Untuk mengukur tekanan uap air dan tekanan uap air jenuh dapat dilakukan dengan temperatur bola kering (T) dan bola basah (Tw).
Dari grafik tersebut dapat dilihat Kelembaban Relatif (RH) juga merupakan fungsi dari Temperatur dan Titik embun (Td).
Sebelum mendapatkan nilai RH terlebih dahulu kita harus mengkonversi nilai T dan Tw ke dalam tekanan uap air dan tekanan uap air jenuh, dan sebelumnya telah diketahui tekanan atmosfer. Sehingga kemudian didapat nilai RH dan Td.
Berikut adalah contoh skrip Python untuk menghitung nilai RH :
”’Menghitung RH dan TD dengan pendekatan NOAA, input
Temperatur Bola Kering (C), Temperatur Bola Basah (C), dan Tekanan Udara (mb)”’from math import exp,log
def CalcEs(T):
”’Menghitung tekanan uap air jenuh pada bola kering dan bola basah”’
es = 6.112*exp(17.67*T/(T+243.5))
return es
def CalcE(P,T,Tw):
”’Menghitung tekanan uap air aktual”’
ew = CalcEs(Tw)
e = ew – P*(T-Tw)*0.00066*(1+(0.00115*Tw))
return e
def CalcTD(e):
”’Menghitung Titik Embun”’
TD = (243.5*log(e/6.112))/(17.67-log(e/6.112))
return TD
def CalcRH(e,es):
”’Menghitung Kelembaban Relatif”’
RH = 100*e/es
return RHT,Tw,P = 27.0,26.5,1013.25
e = CalcE(P,T,Tw)
es = CalcEs(T)print ‘Temperatur Bola Kering (C): ‘,(‘%.2f’)%T
print ‘Temperatur Bola Basah (C) : ‘,(‘%.2f’)%Tw
print ‘Tekanan Permukaan (mb) : ‘,(‘%.2f’)%P
print ‘Tekanan Uap Air (mb) : ‘,(‘%.2f’)%e
print ‘Tekanan Uap Air Jenuh (mb): ‘,(‘%.2f’)%es
print ‘Temperatur Titik Embun (C): ‘,(‘%.2f’)%CalcTD(e)
print ‘Kelembaban Relatif (%) : ‘,(‘%.2f’)%CalcRH(e,es)
Dan hasilnya ketika di run (F5) adalah :
>>>
Temperatur Bola Kering (C): 27.00
Temperatur Bola Basah (C) : 26.50
Tekanan Permukaan (mb) : 1013.25
Tekanan Uap Air (mb) : 34.28
Tekanan Uap Air Jenuh (mb): 35.66
Temperatur Titik Embun (C): 26.33
Kelembaban Relatif (%) : 96.13
>>>
* pada saat mencopy skrip diatas, pastikan inden setelah baris definisi fungsi (def) benar
Menguntungkan ketika kita mempunyai ilmu dan pengetahuan yang dapat digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salahsatunya yang sampai sekarang saya dalami adalah meteorologi atau mudahnya ilmu cuaca. Secara umum ilmu cuaca itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari fisika fluida atmosfer baik dinamika maupun dampak dari perpindahan energi atau materi dari proses dinamika tersebut. Kebanyakan orang awam menyatakan tujuan dari ilmu cuaca adalah memprediksi peluang hujan untuk beberapa hari ke depan (khususnya di Indonesia). Namun menurut saya tujuan yang tepat adalah lebih luas dari itu yaitu untuk memahami keadaan atmosfer secara keseluruhan, karna keterkaitan antar variabel cuaca sangat erat baik masa lalu, sekarang, maupun prediksi ke depannya. Untuk memahami keadaan atmosfer yang begitu kompleks ini diperlukan suatu media informasi yang mampu mempermudah manusia memahaminya, salahsatunya adalah dengan metode komputasi numerik.
Sayangnya komputasi numerik yang saat ini dimiliki meteorologist di Indonesia terbilang masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Ini diakibatkan karena kurangnya kemampuan teknis meteorologist untuk membahasakan ilmu cuaca ke dalam media komputasi. Selain pemahaman yang benar akan fisika atmosfer, juga diperlukan alat / tool yang dapat digunakan untuk menuangkan pemahaman tersebut menjadi sesuatu yang lebih terstruktur, objektif, mudah dipahami dan menggunakan kaidah scientific.
Disini saya akan menyampaikan salah satu tool yang dapat digunakan untuk mengolah data dan menghasilkan tuangan pemahaman yang lebih mudah dimengerti dan kaya informasi. Tool yang saya maksud adalah bahasa pemrograman Python. Python adalah bahasa pemrograman yang relatif mudah dimengerti oleh pemula dan dengan motto “battery included”, maka banyak kemampuan dasar lain yang dapat langsung dipakai untuk memudahkan pekerjaan.
Adapun beberapa kelebihan dari Python yang saat ini saya rasakan adalah :
Sedangkan kekurangannya adalah :
Berdasarkan kelemahan dan kelebihan tersebut, menurut saya bahasa ini adalah bahasa pemrograman yang terbaik yang sebaiknya diajarkan untuk mahasiswa sebelum memulai karir dibidang meteorologi.
Untuk memulai mempelajari Python sebaiknya yang pertama yang anda lakukan adalah :
Bagi yang pernah mempelajari bahasa lain tentunya akan mudah mempelajari Python, namun bagi anda pemula, maka cobalah dan nikmati, pasti suatu saat akan bermanfaat. Selamat menjadi Pythonista!!